PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Drs.Soleh Amini Yahman.Psi. MSi*
Kenalilah diri anda untuk dapat
mengenal orang lain. Kenalilah orang lain untuk mengembangkan diri Anda
I
Pribadi
atau kepribadian adalah merupakan istilah yang sudah sangat populer dalam perbendaharaan
kata (vocabulary) kita sehari-hari. Namun demikian kita masih juga sering salah
dalam memberikan arti terhadap istilah kepribadian itu sendiri. Dalam kamus
orang awam (non profesional), kepribadian sering diartikan hanya sekedar
sebagai ciri khas yang melekat pada diri seseorang yang biasanya nampak
/tampak atau muncul dalam perilaku
sehari-hari. Dengan kata lain , kepribadian sering dimaknai sebagai ketrampilan sosial atau kecakapan sosial . Dari sini kepribadian
individu dinilai berdasarkan kemampuan
individu dalam memperoleh reaksi-reaksi positip dari berbagai orang dalam
berbagai keadaan. Dalam pengertian yang demikian ini sekolah-sekolah atau
kursus-kursus yang mengkususkan menyiapkan orang untuk memasuki dunia ‘glamuor’ mengartikan istilah kepribadian
dengan pengertian tersebut ketika menawarkan kursus-kursus “latihan/pengembangan kepribadian” .
Pemaknaan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, karena perilaku dan kecakapan
sosial manusia memang merupakan salah satu cerminan atau manifestasi dari kondisi kepribadian
seseorang. Namun demikian kita tidak bisa melakukan assesment kepribadian hanya dari perilaku yang tampak saja.
Dalam
arti yang lebih luas, kepribadian diartikan sebagai sutau totalitas psikofisik
dan sosial . Artinya kepribadian atau personality
adalah merupakan suatu totalitas dari suatu sistem psikofisis dan sosial yang
terdiri atas persenyawaan unsur kognitif, unsur afektif dan unsur konatif yang
terkombinasikan dengan unsur sosial budaya sebagai unsur yang berada di luar
diri manusia. Dari persenyawaan itulah terbentuk suatu pola kepribadian (personality patern) yang sifatnya sangat
relatif dan personal. Ketiga unsur tersebut secara bersama-sama membentuk
kepribadian seseorang. Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri
secara ekslusif dalam membentuk kepribadian manusia , tetapi dari ketiga unsur
tadi ada yang lebih dominan dibanding unsur lainnya dalam persenyawaannya .
Dominansi salah satu unsur inilah yang akan memberi ciri khas (atribut) pada
perilaku seseorang sehingga seseorang disebut berkepribadian begini atau
berkepribadian begitu.
Pribadi
atau kepribadian yang melekat pada seseorang bukanlah merupakan produk jadi
yang telah dibawa seseorang sejak lahir. Kepribadian ada dan tumbuh berkembang
pada diri seseorang adalah melalui proses belajar sosial , terutama belajar
melalui proses belajar imitasi (social
learning & imitation). Oleh karena itu kepribadian seseorang itu dapat
dibentuk dengan intervensi-intervensi tertentu, baik intervensi internal maupun
intervensi ekternal melaluii proses belajar (learning process). Artinya kepribadian itu sifatnya tidak
menetap seumur hidup, kepribadian
seseorang bisa berubah sejalan dengan berubahnya usia dan pengalaman yang
diperolehnya. Semakin dewasa usia seseorang biasanya kepribadiannya juga akan
semakin mature atau matang . Perlu
dicatat sekali lagi bahwa kepribadian
seseorang itu bukan merupakan suatu bakat yang sifatnya bawaan sejak lahir dan
tidak dapat diubah lagi. Kepribadian akan berkembang dan dibentuk karena adanya
sentuhan dari lingkungan, pengalaman dan motivasi serta budaya (adat, norma,
hukum dan sebagainya).
Dalam
setiap diri individu pasti tersimpan potensi positip maupun potensi negative.
Kedua potensi tersebut mempunyai peluang yang sama besar dalam memepengaruhi
pembentukan dan pengembangan kepribadian seseorang. Bila individu berada dalam
lingkungan yang positif dan banyak memperoleh pengalaman positip maka sudah
tentu pribadi yang positip yang akan berkembang dalam dirinya. Mengapa ? Sebab
lingkungan dan pengalaman sangat dominan mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian.
II
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian
Secara
garis besar , faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
kepribadian dalam diri seseorang dibedakan dalam dua kategori faktor, yaitu
faktor-faktor yang sifatnya internal dan faktor-faktor yang sifatnya ekternal.
1. Faktor Internal
: Adalah segala sesuatu yang berasal atau bersumber dari diri individu sendiri
yang mempengaruhi proses persenyawaan unsur-unsur psikofisik sehingga terbentuk
pola kepribadian tertentu. Faktor-faktor internal tersebut antara lain :
·
Gen
atau keturunan
·
Self Perception (persepsi diri) yaitu bagaimana seseorang mempersepsikan ,
menilai diri dan potensi yang ada pada dirinya sehingga dengan penilaian dan
persepsinya tersebut individu akan mudah mengambil keputusan bagi dirinya
sendiri.
·
Self control
atau kontrol diri (kontrol emosi, kontrol perasaan, kontrol perilaku dan
lain-lain)
·
Self concept (konsep diri) yaitu bagaimana
seseorag memandang dan menempatkan dirinya
sendiri didalam suatu situasi yang ada di sekelilingnya.
·
Self efikasi atau efikasi diri, yaitu seberapa
jauh seseorang merasa yakin bahwa dirinya mampu dan bisa mengerjakan sesuatu
yang menantang.
2. Faktor Ekternal : adalah faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan pengembangan kepribadian yang berasal dari luar diri indvidu
itu sendiri. Diantara faktor-faktor ekternal tersebut antara lain :
·
Faktor
Pendidikan (formal maupun non formal)
·
Lingkungan
sosial, yaitu lingkungan tempat terjadinya
interaksi sosial. lingkungan
keluarga, peer group/kelompok sebaya, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan
sebagainya.
·
Faktor
ekonomi
·
Faktor
demografi dan geografi
·
Faktor
sosial , Budaya dan religiusitas
·
Faktor
idiologi / politik
Seberapa besarkah masing-masing
faktor di atas memberikan kontribusi terhadap proses perkembangan kepribadian ?
Secara pasti tidak atau belum diketahui prosentase kwalitatif nilai kontribusi
faktor ekternal dan internal terhadap perkembangan kepribadian. Namun yang
pasti antara faktor-faktor ekternal dan internal tersebut saling mempengaruhi
dan bersama-sama menentukan perkembangan kepribadian seseorang.
Tipe-Tipe Kepribadian
Secara
teorits kita banyak mengenal berbagai macam type kepribadian yang biasa disebut
dengan istilah “tipologi kepribadian”.
Untuk keperluan kegiatan ini tampaknya tidak terlalu penting bagi kita untuk
membedah soal-soal tentang berbagai tipologi kepribadian tersebut. Dalam
kesempatan ini hanya akan kita bahas dua tipe kepribadian yang sudah sangat
populer bagi kalangan masyarakat awam yang sering berbincang tentang “kepribadian”, yaitu tipe keribadian “terbuka” atau ektraversi dan kepribadian yang “tertutup”
atau introversi.
·
Kepribadian terbuka (Ektraversi)
: kepribadian ektrovert dicirikan dengan perilaku dan kecakapan sosial
berikut ini :
·
Mudah
bergaul dan mendapatkan teman baru
·
Mudah
menyesuaikan diri (adaptif) dengan lingkungan baru
·
Berpenampilan
ceria
·
Empatik
dan simpatik
·
Sentimentil
dan penuh perasaan (afektif)
·
Pemaaf
·
Mempunyai need of affiliation tinggi (suka
berkumpul)
·
Tidak
tahan terhadap kegiatan-kegiatan yang sifatnya rutin (mudah/cepat bosan)
·
Kepribadian yang tertutup
(introversi) :
Kepribadian introvert dicirikan dengan perilaku dan kecakapan sosial berikut
ini :
·
Cenderung
pendiam
·
Kurang
suka pada keramaian dan suasana hura-hura
·
Kurang
suka melakukan pekerjaan yang membutuhkan kerja sama
·
Penampilannya
bisa-biasa saja (dalam arti tidak reaktif - responsif)
·
Mempunyai
tingkat toleransi emosi yang tinggi (tegar emosinya )
·
Need of Affiliation-nya datar-datar saja (tetapi bukannya
tidak ada)
·
Relatif
tahan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang menuntut rutinitas
·
dan
ketelitian dan endurance (ketahanan) yang tinggi.
·
Terus
terang dan tanpa basa-basi.
Ditinjau dari bentuk hubungan relationship, tipe keribadian
tadi dibedakan menjadi tiga bentuk :
1. Type kepribadian “ Compliant”. Karakteristik khas dari tipe kepribadian ini
adalah adanya dorongan atau kebutuhan yang begitu kuat untuk senantiasa
menyenangkan dan menyesuaiakan diri secara total pada keinginan orang lain.
Sehingga tipe keribadian compliant
ini dalam hubungannya dengan orang lain biasanya menampkakan gaya kerja pelayan*. Sistem
nilai dan asumsi (SINA) yang dianut oleh
tipe kepribadian ini adalah “berbuat baik
pada orang lain pasti akan memperoleh kebaikan pula”.
2.
Type kepribadian “Agresif”. Karakteristik khas pada sifat kepribadian ini
adalah kebalikan dari tipe kepribadian compliant tadi. Strategi yang
dipergunakan dalam berhubungan dengan orang lain ditandai adanya sikap menentang orang lain.
Lingkungan atau orang-orang yang ada di luar dirinya, oleh orang yang bertipe
keribadian ini dipersepsikan/dinilai sebagai penuh bahaya, mengancam dirinya.
Oleh karena itu hanya dengan cara menentang setiap oranglah maka sikap dan
perilaku orang lain yang dianggap membahayakan tersebut dapat ditiadakan atau
dikurangi.
3.
Type kepribadian “Menghindar”. Karakteristik khas yang melekat pada tipe
kepribadian ini adalah perilaku
mengambil jarak terhadap orang lain. Orang bertipe kepribadian ini
cenderung hatai-hati dalam membangun relasi dengan orang lain, baik yang sudah
dikenalinya apalagi yang belum dikenalnya.Orang dengan tipe kepribadian ini
tidak akan membangun relationship
dengan orang lain bila memang benar-benar sangat terpaksa atau dipaksa
membutuhkan. Tipe kepribadian ini tidak ingin terlibat dengan orang lain karena
orang lain dipersepsikan akan
menyusahkan atau terlalu banyak menuntut , sehingga satu-satunya cara yang
dapat dipilih ialah menghindarkan diri dari keterlibatan (emosional) dengan
orang lain. Dalam hubungan dengan orang lain tipe kepribadian ini biasanya
menggunakan gaya
kerja* Seniman dengan Sina “saya tidak mengganggu orang lain dan orang
lain jangan menggangu saya” .
Manusia bukanlah mesin, sehingga
tipe-tipe kepribadian tersebut tidak secara permanen melekat pada diri
manusia sebagaimana suatu sprepart
melekat pada suatu mesin. Setiap orang pada saat-saat tertentu memilih salah satu strategi dalam berhubungan
dengan orang lain. Masalah akan timbul bila strategi yang diambil atau harus
diambil tidak sesuai dengan tipe kepribadiannya. Masalah yang timbul inilah
yang kerap kali menimbulkan konflik interpersonal dan intrapersonal.
III
Bagaimana Mengetahui atau Melihat Tipe Kepribadian ?
Tidak
bijaksana bila dalam melihat atau menentukan/menilai kepribadian seseorang
hanya dari perilaku nampak yang diperlihatkan
seseorang saja, lebih-lebih bila hasil penilaian kepribadian tersebut
akan kita gunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pengambilan
keputusan yang penting. Misalnya untuk keperluan promosi jabatan, rotasi
pekerjaan, seleksi pekerjaan dan sebagainya.
Penilaian
kepribadian tidak bisa hanya kita dasarkan pada ‘extrinsic performance’ saja , sebab bisa jadi kita akan terjebak pada
‘hallo effect’ dan unsur ‘persona’ yang melekat pada diri orang
yang kita nilai. Perlu kita ingat
bahwa kepribadian adalah abstrak yang merupakan suatu sistem yang terdiri atas
aspek kognitip, afektif dan konasi yang akhirnya menimbulkan perilaku (action behavior). Oleh karena itu personality tidak bisa kita nilai hanya
dari action behavior-nya saja.
Ada
beberapa pendekatan dalam melakukan assesment kepribadian yaitu: Pendekatan
Psikodiagnostika ; pendekatan psikodiagnostika ini biasanya dilakukan oleh profesional
dibidang psikologi dengan cara menggunakan instrumen-instrumen psikometri dan
instrumen-instrumen psikodiagnostika lainya guna memperoleh gambaran
kepribadian seseorang atau sekelompok orang.
1.
Pendekatan orientasi tugas / Job
Oriented Approach :
yaitu upaya untuk mendapatkan gambaran kepribadian dalam kaitannya dengan suatu
pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu.
Pendekatan orientasi tugas ini antara lain berupa role playing (bermain peran) On
Job Training, Magang, praktek kerja dilingkungan pekerjaan.
2. Study biografi atau studi
kesejarahan atas
kehidupan seseorang. Dengan kegiatan ini observer akan menemukan konsep,
prinsip, pandangan hidup, latar belakang, dari kehidupan seseorang dalam
kaitannya dengan action performance-nya
dimasa lalu dan di masa sekarang. Dengan demikian maka diharapakan observer
dapat merekonstruksikan gambaran kepribadian dari seseorang yang sedang dinilai
kepribadiannya. Data-data tentang biografi ini bisa dibaca dari curikulum
vitea/ daftar riwayat hidup atau sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Bagaimana Pribadi yang tercerahkan ?
Orang
yang hidup dengan pribadi yang tercerahkan adalah orang yang sehat secara
jasmani dan rohani, Kesemaptaan jasmani dan rohani yang sehat tadi ditandai
dengan adanya kemampuan untuk memberdayakan (empowerment) semua potensi positip yang ada pada dirinya secara
wajar. Secara spesifik, pribadi yang tercerahkan dicirikan dengan
karakteristik sebagai berikut :
1.
Produktif, dalam arti bisa bekerja secara wajar walau ia berada dalam
situasi persaingan (tidak kemrungsung, ngoyo dan membabi buta).
2.
Hidupnya tidak di buat-buat atau penuh dengan basa-basi.
3.
Mampu tampil apa adanya dalam arti wajar dan sesuai dengan keadaan
dirinya .
4.
Mengetahui, menyadari dan mengenali potensi dirinya, dan ia bisa
mengoptimalkan potensinya tersebut secara wajar tidak berlebih-lebihan
5.
Tidak minder ketika berada pada lingkungan yang dianggap lebih unggul.
Ora kagetan, ora
nggumunan dan ora /ojo dumeh.
Bagaimana Tipe Kepribadian Yang Baik ?
Akhirnya
pertanyaan yang muncul atas uraian tentang tipe kepribadian tadi adalah , mana
diantara tipe-tipe kepribadian sebagaimana disebutkan di atas tadi yang paling
baik ?
Baik
atau tidak baik dari sutau bentuk atau tipe kepribadian adalah bersifat
relatif. Artinya untuk pekerjaan dan profesi tertentu memerlukan tipe
kepribadian tertentu pula . Kita tidak bisa menempatkan bahwa tipe kepribadian
Z lebih baik dari pada tipe kepribadian X misalnya. Tujuan penilaian tipe
kepribadian adalah untuk mengembangkan kepribadian tertentu sehingga
kepribadian dan potensi yang melekat di dalamnya bisa optimal. Dalam jangkuan
yang lebih spesifik lagi, tujuan assesment kepribadian adalah untuk dapat menempatkan seseorang pada tempat yang
paling sesuai dengan kepribadiannya. Dengan demikian diharapakan yang
bersangkutan akan bisa lebih produktif dalam melaksanakan tugas-tugas
pekerjaannya.
Type
kepribadian dikatakan baik bila ia dapat selaras dengan perilaku dan
lingkungannya, sedangkan kepribadian dikatakan tidak baik bila ia menimbulkan
ketidakseimbangan dari perilaku dan lingkungannya.
IV
Kepribadian
dan Model Komunikasi Sosial
Dalam
perspektif psikologi komunikasi, term komunikasi diartikan bukan hanya sekedar
proses penyampaian pesan, tetapi merupakan “social exchange process”, yaitu
proses pertukaran informasi-informasi social yang antara lain meliputi
pertukaran informasi cultural, nilai (values), etika, etiket, keyakinan,
kepercayaan, adat, tata susila dan lain-lain sebagainya. Karena kepribadian
manusia terbentuk oleh perpaduan antara unsur internal dan ekternal, maka pola
kepribadian seseorang akan berpengaruh pula terhadap model-model komunikasi
sosialnya. Dengan kata lain corak kepribadian akan mempengaruhi mekanisme dan
model komunikasi social yang dipergunakannya.
Dalam
konsep ini maka keberhasilan komunikasi social seseorang selain dipengaruhi
oleh dominansi corak kepribadiannya, juga dipengaruhi oleh kekuatan kepribadian
tersebut dalam membangun self adaptation power (kemampuan beradaptasi diri
dengan lingkungan) . Oleh karena itu guna mempertajam visi personalitas
kepribadian seseorang perlu dilakukan proses pembelajaran komunikasi social
dengan cara mengembangkan suatu model pembelajaran lingkungan sosio cultural
yang tidak hanya melibatkan orang-orang terdekat
(in group), tetapi juga perlu melibatkan orang-orang
yang dianggap masih asing (out group) tetapi memiliki akses besar untuk
dilibatkan dalam pembentukan komunitas social yang baru. Dengan cara yang
demikian ini maka besar kemungkinan terbetuknya kepribadian yang mengakses pada
terbetuknya pola komunikasi social yang adaptif dan konstruktif, sehingga
proses penyampaian pesan akan berhasil, karena tidak terjadi benturan nilai
social dan nilai kebudayaan.
Drs. Soleh Amini Yahman. M.Si
Dosen Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Konsultan psikologi pada Biro konsultasi dan
pemeriksaan psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl. Ahmad Yani tromol Pos 1 pabelan Surakarta, telphone 0271 – 717417. 402.
Personal contact. 08164271652
Lucky Nugget Casino: 50 Free Spins No Deposit
BalasHapusHow to claim w88mobile this Lucky Nugget Casino 50 free 먹튀사이트먹튀프렌즈 spins no deposit? A $25 bonus on a $10 casino game includes 20 free spins 스트립 포커 or more, 블랙 잭 사이트 plus a 50 쪽박 걸 free