Bismillahirahmanirahim

Semoga Ilmu yang dibagi dan pengetahuan yang diajarkan dapat menambah dan mempertebal keimanan dan Ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Kamis, 31 Maret 2011

MENEGUHKAN KEMBALI IDIOLOGI MUHAMMADIYAH

Soleh Amini Yahman

Menjelang satu abad usia persyarikatan Muhammadiyah pada akhir abad ke dua puluh, perkembangan dan pertumbuhan Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi massa keagaamaan Islam dirasakan semakin tumbuh membesar dengan berbagai amal usaha dan gerakan dakwah yang semakin meraksasa. Namun demikian pertumbuhan dan perkembangan tersebut masih sebatas pada bilangan kuantitatif, sedangkan secara kualitatif idiologis justru dirasakan semakin mengalami degradasi idiologis sehingga Muhammadiyah hanya tampak besar di luar tetapi kurus dan kering di dalamnya. Dalam perspektif konstruksi organisasi, kondisi yang demikian sangat membahayakan ketahanan bangunan persyarikatan. Menurut Dr. Haedar Nashir. MSi, kondisi yang demikian ini terbentuk dalam kehidupan organisasi Muhammdiyah karena banyak ‘penumpang gelap’ yang menumpang di dalam kereta besar yang bernama Muhammadiyah. Dengan kata lain banyak perilaku warga Muhammadiyah yang sekedar menjadikan Muhammadiyah sebagai “berumah di dalam rumah besar Muhammadiyah”, artinya Muhammadiyah hanya dijadikan sebagai tempat bermalam pada malam hari dan ditingglakan pada siang harinya untuk beraktivitas dan berkiprah di tempat lain.


Ironisnya Muhammadiyah terlalu demokratis dan membiarkan gejala invalid ini terjadi dan mekar dalam amal usaha dan lingkungan persyarikatan. Oleh kerena itu, sebagai salah satu person yang pada saat ini sedang menduduki salah satu kursi di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haidar Nashir mengingatkan kembali pesan dari Kyai Ahmad Dahlan untuk tidak menduakan Muahmmadiyah dengan organisasi lain, sebagai bagian dari pesan utama beliau yang amat lagendaris “ Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu. Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”
Kita percaya masih banyak anggota, lebih-lebih pimpinan di seluruh lini persyarikatan yang benar-benar menujukkan komitmen idiologis yang tinggi terhadap Muhammadiyah. Tetapi tidak ada buruknya kita juga perlu mengingatkan bahwa iming-iming diluar tubuh Muhammadiyah tidak kalah menggiurkannya, sehingga bisa jadi memelantingkan kita keluar dari ghirah besar bermuhammadiyah. Disinilah pentingnya menghayati dan memahami kembali idiologi Muhammadiyah. Bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan sama sekali bukan sekedar hamparan amal usaha. Muhamadiyah bukan sekedar alam pikiran. Tetapi Muhammadiyah juga organisasi atau sistem gerakan yang memiliki tatanan, termasuk tatanan paham dan sistem perjuangan yang disebut idiologi gerakan. Muhammadiyah juga bukan sekedar paham Islam, karena banyak kelompok lain yang juga berpaham Islam. Paham Muhammadiyah tentang Islam memiliki manhaj dan sejarah gerakan yang khas, yang intinya dibangun di atas pilar tarjih, tajdid dan pengembangan pemikiran Islam atau bercorak “pemurnian dan pembaharuan” sehingga bukan semata sebagai paham Islam. Paham Islam dalam Muhammadiyah teraktualisasi dalam sistem gerakan yang dasarnya telah diletakkan oleh Kyai Dahlan sebagai gerakan tajdid, yang berbeda dengan gerakan Islam lainya. Karena itu, apa yang disebut idiologi dalam Muhammadiyh ialah "“paham agama dan sistem gerakan”, yang menjadi acuan untuk perjuangan mewujutkan cita-citanya dalam kehidupan. Substansi idiologi Muhammadiyah tersebut dapat dirujuk dalam pokok-pokok pikiran Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah serta Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, disamping pada Kepribadian, Kitthah. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan konsep-konsep lainnya sebagai pendukung nilai-nilai idiologis. Tentu saja yang paling mendasar lagi, ke sumber ajaran Islam utama yang menjadi prioritas utama rujukan gerakan, yakni Al-Qur’an dan sunnah Nabi, sesuai dengan manhaj dan misi sejarah kelahiran Muhammadiyah.
Berangkat dari pemaparan tersebut, maka majalah Langkah Baru Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Solo mengajak dan meminta partisipasi warga Muhammadiyah untuk menyumbangkan pikiran, baik melalui tulisan maupun diskusi tentang tema sebagaimana tersebut pada judul tulisan ini. Pemikiran dan refleksi anda tidak harus sejalan dengan tesis yang telah kami kemukakan disini. Barangkali anda memiliki konsep dan isi pemikiran yang lain tentang peneguhan kembali Idiologi Muhammadiyah, maka kami siap berbagi ruang dan halaman untuk menampung sumbangan pemikitran anda. Kami tunggu tulisan anda.
Jazakumullah Khairan Katsiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar